Pada
zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan di
Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang
makmur dan damai. Raja Suwartalaya dan Ratu Purbamanah sangat bijaksana sehingga
kerajaan yang dipimpin makmur dan tenteram. Semua rakyat menyayanginya. Namun
sayangnya, raja dan ratu belum memiliki anak. Itu membuat raja dan ratu menjadi
sedih.
Nyai :
“permisi baginda raja, hamba datang kemari membawakan sebuah kalung yang konon
katanya dapat membuat baginda ratu dapat segera mempunyai momongan.”
Raja
: “ apa yang bisa membuat saya percaya
apa yang kamu katakan itu benar?”
Nyai :
“maaf baginda raja. Saya mendapatkan kabar dari kerajaan sebrang. Bahwa baginda
ratu yang memerintah di kerajaan tersebut segera mendapatkan momongan setelah
memakai kalung ini baginda.”
Raja
: “bagaimana menurutmu adinda?”
Ratu
: “terserah kakanda saja, hamba hanya mengikuti
semua perkataan kakanda.”
Raja
:“baiklah kalau begitu, apa salahnya
kita mencoba. Mudah-mudahan kalung ini benar-benar
dapat membantu kita untuk mendapatkan keturunan. Kalau begitu bawa kemari
kalung itu dayang.”
Dyg
1 : “baik baginda raja.” (berjalan
menuju nyai)
Nyai :
(menyerahkan kalung kepada dayang)
Dyg
1 : “ini baginda.” (memberikan kalung
ke raja)
Raja
: “kemarilah adinda” (memasangkan kalung kepada
ratu)
Ratu
: (mendekat ke arah raja)
Raja
: “terima kasih atas pemberianmu nyai.”
Nyai :”sama-sama
baginda. Saya senang dapat membantu kesulitan yang dialami oleh baginda raja.
Kalau begitu saya mohon diri.”
Raja
: “ iya.”
Nyai :
(pergi meninggalkan kerajaan)
Setelah beberapa minggu memakai kalung tersebut, tiada
tanda-tanda yang menandakan bahwa ratu akan mendapatkan momongan. Ratu pun
kembali bersedih. Namun tiba-tiba datang ketua adat beserta istrinya, membawa
sebuah ramuan yang di percaya dapat membantu sang ratu mendapatkan seorang
momongan.
Dyg 2 : “mohon maaf baginda, ada ketua adat yang ingin bertemu baginda”
Raja : “ada keperluan apa mereka datang kemari?”
Dyg
2 :”ampun baginda, ia mengatakan bahwa ia membawakan sebuah ramuan untuk
ratu.”
Raja
:”suruh mereka masuk.”
Dyg2
:”baik baginda” (segera memanggil ketua
adat)
Ketua
:”permisi baginda, hamba ingin
memberikan sebuah ramuan kepada baginda yang di percaya dapat membantu baginda
ratu untuk mendapatkan seorang momongan.”
Raja
:”apa benar? Kamu tau darimana tentang
khasiat dari ramuan ini?”
Ketua
:”maaf baginda, saya mendapatkannya dari
lelaki tua sakti yang tinggal di hilir sungai. Dia memberikan ramuannya
tersebut ke salah satu dari rakyat baginda raja yang mempunyai masalah seperti
baginda ratu. Dan alhasil wanita tersebut dapat mempunyai seorang momongan
dengan segera.”
Raja
:”adinda
bagaimana? Apakah kamu bersedia mencobanya?”
Ratu
: “apapun akan saya lakukan demi
medapatkan seorang momongan. Tetapi itu semua kembali kepada kakanda. Saya hanya dapat menuruti semua
perkataan kakanda.”
Raja
:”baiklah adinda. Kalau adinda berkata
begitu kakanda akan mengkabulkannya. Baiklah ketua adat saya menerima ramuan
itu. Bawa kemari ramuan tersebut dayang.”
Dyg1 : “baik baginda” (mengambil ramua tersebut)
Ketua :
(memberikan ramuan tersebut kepada dayang)
Dyg
1 : (memberikan kepada sang raja) “ini
baginda.”
Raja
: (mengambil ramuan dan membeikan
kepada sang ratu) “ini adinda, minumlah.”
Ratu
:”baik kanda.
(sambil meminumnya)
Raja
: “terimakasih untuk kebaikanmu
mencari ramuan tersebut untuk istriku.”
Ketua
:”kami sangat senang jika dapat
membantumu baginda raja. Kalau begitu kami undur diri baginda.”
Raja :”iya.”
Seperti sebelumnya, ramuan itu pun tidak berhasil.
Ratu pun kembali bersedih. Melihat kesedihan tersebut raja tak tega melihatnya.
Dia bingung memikirkannya. Hingga dia memutuskan untuk kembali bertanya kepada
mbah priyetno yaitu seorang tabib kerajaan,
apakah masih ada cara lain yang dapat membuat mereka mendapatkan momongan.
Raja :”mbah, sudah
bertahun-tahun istriku terus bersedih. Dia sangat ingin sekali mendapatkan
seorang momongan yang dapat meneruskan kerajaan ini. Aku tidak tega melihatnya.
Apakah mbah sudah mendapatkan cara yang lain untuk mengatasi masalah ini?”
Mbah :”maaf baginda, sampai sekarang hamba terus mencari
berbagai cara yang dapat mengatasi masalah baginda. Tapi seperti baginda tau,
semua cara tersebut selalu gagal. “
Raja :”tolonglah mbah,
kamu adalah orang yang aku percaya.”
Mbah :”maaf baginda.
Apakah saya boleh memberikan
saran kepadamu baginda?”
Raja :”apa itu mbah?”
Mbah :”sebaiknya baginda
mencoba untuk mengangkat seorang anak. Siapa tau kehadirannya dapat membuat
baginda ratu sedikit tersenyum.”
Raja :”tidak mbah, aku
tidak mau. Sebaik-baiknya anak angkat, lebih baik anak kandung.”
Mbah :”baiklah raja, hamba hanya memberikan saran. Maaf jika
itu tidak berkenan di hati baginda. Kalau begitu kita hanya dapat berdoa kepada
YME.”
Raja : (segera
meninggalkan mbah)
Setelah
beberapa bulan berlalu, akhirnya hal yang di tunggu-tunggu itu pun datang.
Usaha dan doa yang mereka panjatkan di dengar oleh tuhan YME. Akhirnya baginda
ratu pun hamil. Seluruh rakyat begitu gembira. Dan berbondong-bondong
membawakan hadiah bagi baginda raja dan ratu. Dan akhirnya ratu melahirkan
seorang putri cantik yang bernama Gilang
Rukmini.
Ketua : “permisi
baginda, hamba datang kemari ingin mengantarkan hadiah yang di berikan oleh
rakyat untuk sang putri.”
Raja : “ terima
kasih ketua, sampaikan salamku kepada rakyat-rakyatku.”
Ketua :”baik baginda, kami juga senang mempunyai baginda
raja dan ratu serta sang putri yang baik hati. Kalau begitu kami undur diri
baginda.”
Raja :”baiklah
ketua.”
Ketua : (pergi
mengundurkan diri)
Tahun demi tahun berlalu, sang putri
akhirnya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun karena ia anak
satu-satunya yang di miliki oleh baginda raja dan ratu, ia menjadi anak yang
sangat manja dan terkadang omongannya pun kasar. Semua permintaannya harus di
penuhi. Jika tidak, ia akan sangat marah. Walaupun begitu, semua orang tetap
menyayanginya.
rukmini :
ibunda aku tidak suka dengan baju itu! (menyampakkan baju ke dyg2)
Ratu : tapi
nak itu baju dari leluhur kita. Dulu ibunda juga memakainya saat seusaimu.
Karena itu menunjukkan bahwa kita sudah beranjak dewasa.
Rukmini :
(duduk di kursi) itu tidak ada hubungannya ibunda! Itu hanya sebuah kain!
Apalagi usianya sudah berabad-abad, aku tidak akan cocok memakainya. Aku masih
muda!
Dyg1 :
(meyisir rambut putri)
Ratu : kamu
tidak boleh berkata begitu rukimini, kain itu memiliki arti yang sangat besar.
Jika kamu perhatikan dari lurik-luriknya ini menggambarkan (menjelaskan dengan
sabar tapi rukmini memotong pembicaraannya).
Rukmini :
(memotong pembicaraan) sudahlah ibunda! Jika ibunda masih memaksaku memakainya,
aku tidak akan mau hadir ke pesta ulang tahunku! (mengancam dengan ketus)
Ratu :
(menghela nafas dan pergi dengan wajah sedih)
Rukmini :
akhirnya ibunda pergi juga. Aku sudah bosan mendengar semua perintahnya. Dayang
pokoknya jika ibunda datang jangan kau bukakan pintu untuknya. Karna seharian
ini aku tidak mau melihatnya, aku ingin berdiam diri di kamar agar dia tidak
terus memaksaku.
Dyg1 : ampun
putri, tapi bagaimana kalau baginda ratu marah? (nada takut)
Rukmini : sudah turuti saja perkataanku!
Dyg2 : tapi
putri, kami takut jika…
Rukmini :
(memotong pembicaraan) sudah diam! Kalau kau tidak menuruti perintahku berarti
kau tidak takut denganku dan itu artinya kau harus ku usir dari kerajaan
ayahandaku ini! (menunjuk dayang-dayang )
Dyg2 : maaf
tuan putri, maafkan hamba. (memohon ampun)
Dyg1 : iya
tuan putri maafkan kami (memohon ampun)
Rukmini :
(pergi meninggalkan dayang)
Hari-hari
sangat cepat berganti. Tak terasa besok adalah ulang tahun putri. Raja telah
mempersiapkannya begitu megah. Seluruh rakyatnya pun diundangnya. Karena rasa
kecintaan mereka terhadap kerajaan dan putri, rakyatpun memberikan berbagai
macam hadiah ke kerajaan. Karena banyaknya hadiah yang diberikan rakyat, sang
raja akhirnya memberikan sebuah kalung sebagai simbol hadiah dari rakyat.
Ketua :
“maaf baginda raja? Hamba kemari ingin mengantarkan hadiah-hadiah yang
diberikan oleh rakyat untuk tuan putri.” (memberikan hadiah kepada dyg1)
Dyg1 :
(mengambil hadiah)
Raja :
“terima kasih. Sampaikan rasa terima kasihku juga untuk rakyatku karena kasih
sayang mereka untuk putri ku. “
Ketua :
“ sama-sama baginda raja. Maaf baginda raja, saya mohon diri.”
Raja :
”baiklah, silahkan.”
Ketua :
(mengundurkan diri)
Raja :
”dayang tolong ambilkan beberapa permata dan emas lalu bawa kemari. Aku ingin
pergi ke nyai rembang untuk membuat
kalung yang indah untuk putriku.”
Dyg2 :
“baik baginda raja.” (lalu kembali dan memberikan berlian)
Raja :”ayo
kalian semua ikut aku pergi ke rumah nyai.”
Dyg-dyg: “ baik baginda.”
Sesampainya
di tempat nyai rembang, raja langsung memintanya untuk membuatkan sebuah kalung
yang paling indah untuk putrinya. Nyai pun dengan senang hati untuk
membuatkannya.
Nyai :
“ampun baginda raja. Ada keperluan apa baginda datang kemari? Apa yang bisa
hamba bantu untuk baginda raja?” (terkejut)
Raja :”aku
ingin kamu membuatkan kalung yang paling indah untuk hadiah ulang tahun
putriku. Dan Kuharap besok kalung itu sudah siap.”
Nyai
:“baik baginda. Dengan senang
hati. Hamba akan membuatkan kalung yang paling indah yang pernah hamba buat
untuk putri yang paling kami sayang.”
Raja :
“terima kasih untuk kebaikanmu. Kalau begitu aku pergi.”
Nyai :
“baik baginda.”
Akhirnya
hari yang di tunggu telah tiba. Semua rakyat datang ke pesta tersebut. Tak ada
satu orang pun rakyat yang ingin melewatkan pesta termegah itu. Rombongan
kerajaan pun telah sampai di alun-alun. Semua pandangan rakyat pun tertuju ke
arah sang putri. Rakyat pun begitu gembira menyambutnya. Pesta ulang tahun
putri pun di mulai. Seperti biasa sang raja memulainya dengan ucapan terima
kasih kepada seluruh rakyat-rakyatnya.
Raja :
“rakyat-rakyatku sekalian. Terima kasih atas kehadiran kalian semua di sini.
Aku sangat gembira memiliki rakyat-rakyat seperti kalian. Yang sangat peduli
dan sayang terhadap kerajaanku terutama dengan putriku. Baiklah untuk itu aku
akan memberikan hadiah kalian kepada putriku. Putriku kemarilah nak.”
Rukmini : “iya ayahanda.” (mendekat ke raja)
Raja :
“ ini ada hadiah dari rakyat-rakyat yang menyayangimu.” (memberikan hadiah)
Rukmini : (menerima dan membukannya)
Raja :
“bagaimana nak? Apa kau menyukainya?”
Rukmini : (melihat kalung itu sejenak) “kalung apa ini? aku tidak suka
ayahanda. Kalung ini jelek! (membuangnya)
Rakyat : hah! (terkejut)
Ratu :”Rukmini!!
Kau membuat ayahanda dan ibundamu begitu malu! (menangis)
Raja :”Rukmini!
Lihat yang telah kau lakukan. Kau membuat ibumu meneteskan air matanya!
(kembali menenangkan ratu)
Semua :
(ikut menangis)
Rukmini : (panik) “maafkan aku ibunda.” (menangis di pangkuan ibunda)
Semua
orang di kerajaan kutatanggeuhan menangis karena melihat baginda ratu menangis.
Tanpa mereka sadari air mata mereka membentuk sebuah kolam kecil yang lama
kelamaan semakin besar hingga membentuk sebuah telaga yang menenggelamkan
mereka semua. Telaga tersebut di sebut telaga 7 warna, karena warna yang di
hasilkan berasal dari bayangan hutan, tanaman dan langit di sekitar telaga. Namun
orang mengatakan, warna-warna tersebut berasal dari kalung putri yang tersebar
di dalam telaga. Dan sekarang telaga 7 warna dijadikan salah satu tempat wisata
yang terkenal di Jawa Barat.
***
3 komentar:
Izin Kopas
asmdbwKASJA
Nggak dijadiin naskah teater aja?
Lagi butuh nih.......
Posting Komentar