Artikel

Drama Telaga Warna


Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Raja Suwartalaya dan Ratu Purbamanah sangat bijaksana sehingga kerajaan yang dipimpin makmur dan tenteram. Semua rakyat menyayanginya. Namun sayangnya, raja dan ratu belum memiliki anak. Itu membuat raja dan ratu menjadi sedih.













Nyai     : “permisi baginda raja, hamba datang kemari membawakan sebuah kalung yang konon katanya dapat membuat baginda ratu dapat segera mempunyai momongan.”
Raja     : “ apa yang bisa membuat saya percaya apa yang kamu katakan itu benar?”
Nyai     : “maaf baginda raja. Saya mendapatkan kabar dari kerajaan sebrang. Bahwa baginda ratu yang memerintah di kerajaan tersebut segera mendapatkan momongan setelah memakai kalung ini baginda.”
Raja     : “bagaimana menurutmu adinda?”
Ratu     : “terserah kakanda saja, hamba hanya mengikuti semua perkataan kakanda.
Raja     :“baiklah kalau begitu, apa salahnya kita mencoba. Mudah-mudahan kalung ini benar-benar dapat membantu kita untuk mendapatkan keturunan. Kalau begitu bawa kemari kalung itu dayang.”
Dyg 1    : “baik baginda raja.” (berjalan menuju nyai)
Nyai     : (menyerahkan kalung kepada dayang)
Dyg 1    : “ini baginda.” (memberikan kalung ke raja)
Raja     : “kemarilah adinda” (memasangkan kalung kepada ratu)
Ratu     : (mendekat ke arah raja)
Raja     : “terima kasih atas pemberianmu nyai.”
Nyai     :”sama-sama baginda. Saya senang dapat membantu kesulitan yang dialami oleh baginda raja. Kalau begitu saya mohon diri.”
Raja     : “ iya.”
Nyai     : (pergi meninggalkan kerajaan)
            Setelah beberapa minggu memakai kalung tersebut, tiada tanda-tanda yang menandakan bahwa ratu akan mendapatkan momongan. Ratu pun kembali bersedih. Namun tiba-tiba datang ketua adat beserta istrinya, membawa sebuah ramuan yang di percaya dapat membantu sang ratu mendapatkan seorang momongan.
Dyg 2   : “mohon maaf baginda, ada ketua adat yang ingin bertemu baginda”
Raja     : “ada keperluan apa mereka datang kemari?”
Dyg 2   :”ampun baginda, ia mengatakan bahwa ia membawakan sebuah ramuan untuk ratu.”
Raja     :”suruh mereka masuk.”
Dyg2    :”baik baginda” (segera memanggil ketua adat)
Ketua   :”permisi baginda, hamba ingin memberikan sebuah ramuan kepada baginda yang di percaya dapat membantu baginda ratu untuk mendapatkan seorang momongan.”
Raja     :”apa benar? Kamu tau darimana tentang khasiat dari ramuan ini?”
Ketua   :”maaf baginda, saya mendapatkannya dari lelaki tua sakti yang tinggal di hilir sungai. Dia memberikan ramuannya tersebut ke salah satu dari rakyat baginda raja yang mempunyai masalah seperti baginda ratu. Dan alhasil wanita tersebut dapat mempunyai seorang momongan dengan segera.”
Raja     :”adinda bagaimana? Apakah kamu bersedia mencobanya?”
Ratu     : “apapun akan saya lakukan demi medapatkan seorang momongan. Tetapi itu semua kembali kepada kakanda. Saya hanya dapat menuruti semua perkataan kakanda.”
Raja     :”baiklah adinda. Kalau adinda berkata begitu kakanda akan mengkabulkannya. Baiklah ketua adat saya menerima ramuan itu. Bawa kemari ramuan tersebut dayang.”
Dyg1     : “baik baginda” (mengambil ramua tersebut)
Ketua   : (memberikan ramuan tersebut kepada dayang)
Dyg 1    : (memberikan kepada sang raja) “ini baginda.”
Raja     : (mengambil ramuan dan membeikan kepada sang ratu) “ini adinda, minumlah.”
Ratu     :”baik kanda. (sambil meminumnya)
Raja     : “terimakasih untuk kebaikanmu mencari ramuan tersebut untuk istriku.”
Ketua   :”kami sangat senang jika dapat membantumu baginda raja. Kalau begitu kami undur diri baginda.”
Raja     :”iya.”
   Seperti sebelumnya, ramuan itu pun tidak berhasil. Ratu pun kembali bersedih. Melihat kesedihan tersebut raja tak tega melihatnya. Dia bingung memikirkannya. Hingga dia memutuskan untuk kembali bertanya kepada mbah priyetno yaitu seorang tabib kerajaan, apakah masih ada cara lain yang dapat membuat mereka mendapatkan momongan.
Raja   :”mbah, sudah bertahun-tahun istriku terus bersedih. Dia sangat ingin sekali mendapatkan seorang momongan yang dapat meneruskan kerajaan ini. Aku tidak tega melihatnya. Apakah mbah sudah mendapatkan cara yang lain untuk mengatasi masalah ini?”
Mbah :”maaf baginda, sampai sekarang hamba terus mencari berbagai cara yang dapat mengatasi masalah baginda. Tapi seperti baginda tau, semua cara tersebut selalu gagal. “
Raja   :”tolonglah mbah, kamu adalah orang yang aku percaya.”
Mbah :”maaf baginda. Apakah saya boleh memberikan saran kepadamu baginda?”
Raja   :”apa itu mbah?”
Mbah :”sebaiknya baginda mencoba untuk mengangkat seorang anak. Siapa tau kehadirannya dapat membuat baginda ratu sedikit tersenyum.”
Raja   :”tidak mbah, aku tidak mau. Sebaik-baiknya anak angkat, lebih baik anak kandung.”
Mbah :”baiklah raja, hamba hanya memberikan saran. Maaf jika itu tidak berkenan di hati baginda. Kalau begitu kita hanya dapat berdoa kepada YME.”
Raja   : (segera meninggalkan mbah)
Setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya hal yang di tunggu-tunggu itu pun datang. Usaha dan doa yang mereka panjatkan di dengar oleh tuhan YME. Akhirnya baginda ratu pun hamil. Seluruh rakyat begitu gembira. Dan berbondong-bondong membawakan hadiah bagi baginda raja dan ratu. Dan akhirnya ratu melahirkan seorang putri cantik yang bernama Gilang Rukmini.
Ketua   : “permisi baginda, hamba datang kemari ingin mengantarkan hadiah yang di berikan oleh rakyat untuk sang putri.”
Raja      : “ terima kasih ketua, sampaikan salamku kepada rakyat-rakyatku.”
Ketua   :”baik baginda, kami juga senang mempunyai baginda raja dan ratu serta sang putri yang baik hati. Kalau begitu kami undur diri baginda.”
Raja      :”baiklah ketua.”
Ketua   : (pergi mengundurkan diri)
            Tahun demi tahun berlalu, sang putri akhirnya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun karena ia anak satu-satunya yang di miliki oleh baginda raja dan ratu, ia menjadi anak yang sangat manja dan terkadang omongannya pun kasar. Semua permintaannya harus di penuhi. Jika tidak, ia akan sangat marah. Walaupun begitu, semua orang tetap menyayanginya.
rukmini : ibunda aku tidak suka dengan baju itu! (menyampakkan baju ke dyg2)
Ratu     : tapi nak itu baju dari leluhur kita. Dulu ibunda juga memakainya saat seusaimu. Karena itu menunjukkan bahwa kita sudah beranjak dewasa.
Rukmini            : (duduk di kursi) itu tidak ada hubungannya ibunda! Itu hanya sebuah kain! Apalagi usianya sudah berabad-abad, aku tidak akan cocok memakainya. Aku masih muda!
Dyg1     : (meyisir rambut putri)
Ratu     : kamu tidak boleh berkata begitu rukimini, kain itu memiliki arti yang sangat besar. Jika kamu perhatikan dari lurik-luriknya ini menggambarkan (menjelaskan dengan sabar tapi rukmini memotong pembicaraannya).
Rukmini            : (memotong pembicaraan) sudahlah ibunda! Jika ibunda masih memaksaku memakainya, aku tidak akan mau hadir ke pesta ulang tahunku! (mengancam dengan ketus)
Ratu     : (menghela nafas dan pergi dengan wajah sedih)
Rukmini            : akhirnya ibunda pergi juga. Aku sudah bosan mendengar semua perintahnya. Dayang pokoknya jika ibunda datang jangan kau bukakan pintu untuknya. Karna seharian ini aku tidak mau melihatnya, aku ingin berdiam diri di kamar agar dia tidak terus memaksaku.
Dyg1     : ampun putri, tapi bagaimana kalau baginda ratu marah? (nada takut)
Rukmini            : sudah turuti saja perkataanku!
Dyg2    : tapi putri, kami takut jika…
Rukmini            : (memotong pembicaraan) sudah diam! Kalau kau tidak menuruti perintahku berarti kau tidak takut denganku dan itu artinya kau harus ku usir dari kerajaan ayahandaku ini! (menunjuk dayang-dayang )
Dyg2    : maaf tuan putri, maafkan hamba. (memohon ampun)
Dyg1     : iya tuan putri maafkan kami (memohon ampun)
Rukmini            : (pergi meninggalkan dayang)
              Hari-hari sangat cepat berganti. Tak terasa besok adalah ulang tahun putri. Raja telah mempersiapkannya begitu megah. Seluruh rakyatnya pun diundangnya. Karena rasa kecintaan mereka terhadap kerajaan dan putri, rakyatpun memberikan berbagai macam hadiah ke kerajaan. Karena banyaknya hadiah yang diberikan rakyat, sang raja akhirnya memberikan sebuah kalung sebagai simbol hadiah dari rakyat.
Ketua     : “maaf baginda raja? Hamba kemari ingin mengantarkan hadiah-hadiah yang diberikan oleh rakyat untuk tuan putri.” (memberikan hadiah kepada dyg1)
Dyg1      : (mengambil hadiah)
Raja       : “terima kasih. Sampaikan rasa terima kasihku juga untuk rakyatku karena kasih sayang mereka untuk putri ku. “
Ketua     : “ sama-sama baginda raja. Maaf baginda raja, saya mohon diri.”
Raja       : ”baiklah, silahkan.”
Ketua     : (mengundurkan diri)
Raja       : ”dayang tolong ambilkan beberapa permata dan emas lalu bawa kemari. Aku ingin pergi ke nyai rembang  untuk membuat kalung yang indah untuk putriku.”
Dyg2      : “baik baginda raja.” (lalu kembali dan memberikan berlian)
Raja       :”ayo kalian semua ikut aku pergi ke rumah nyai.”
Dyg-dyg: “ baik baginda.”
              Sesampainya di tempat nyai rembang, raja langsung memintanya untuk membuatkan sebuah kalung yang paling indah untuk putrinya. Nyai pun dengan senang hati untuk membuatkannya.
Nyai     : “ampun baginda raja. Ada keperluan apa baginda datang kemari? Apa yang bisa hamba bantu untuk baginda raja?” (terkejut)
Raja     :”aku ingin kamu membuatkan kalung yang paling indah untuk hadiah ulang tahun putriku. Dan Kuharap besok kalung itu sudah siap.”
Nyai     :“baik baginda. Dengan senang hati. Hamba akan membuatkan kalung yang paling indah yang pernah hamba buat untuk putri yang paling kami sayang.”
Raja     : “terima kasih untuk kebaikanmu. Kalau begitu aku pergi.”
Nyai     : “baik baginda.”
              Akhirnya hari yang di tunggu telah tiba. Semua rakyat datang ke pesta tersebut. Tak ada satu orang pun rakyat yang ingin melewatkan pesta termegah itu. Rombongan kerajaan pun telah sampai di alun-alun. Semua pandangan rakyat pun tertuju ke arah sang putri. Rakyat pun begitu gembira menyambutnya. Pesta ulang tahun putri pun di mulai. Seperti biasa sang raja memulainya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh rakyat-rakyatnya.
Raja     : “rakyat-rakyatku sekalian. Terima kasih atas kehadiran kalian semua di sini. Aku sangat gembira memiliki rakyat-rakyat seperti kalian. Yang sangat peduli dan sayang terhadap kerajaanku terutama dengan putriku. Baiklah untuk itu aku akan memberikan hadiah kalian kepada putriku. Putriku kemarilah nak.”
Rukmini  : “iya ayahanda.” (mendekat ke raja)
Raja     : “ ini ada hadiah dari rakyat-rakyat yang menyayangimu.” (memberikan hadiah)
Rukmini  : (menerima dan membukannya)
Raja     : “bagaimana nak? Apa kau menyukainya?”
Rukmini  : (melihat kalung itu sejenak) “kalung apa ini? aku tidak suka ayahanda. Kalung ini jelek! (membuangnya)
Rakyat : hah! (terkejut)
Ratu     :”Rukmini!! Kau membuat ayahanda dan ibundamu begitu malu! (menangis)
Raja     :”Rukmini! Lihat yang telah kau lakukan. Kau membuat ibumu meneteskan air matanya! (kembali menenangkan ratu)
Semua  : (ikut menangis)
Rukmini  : (panik) “maafkan aku ibunda.” (menangis di pangkuan ibunda)
              Semua orang di kerajaan kutatanggeuhan menangis karena melihat baginda ratu menangis. Tanpa mereka sadari air mata mereka membentuk sebuah kolam kecil yang lama kelamaan semakin besar hingga membentuk sebuah telaga yang menenggelamkan mereka semua. Telaga tersebut di sebut telaga 7 warna, karena warna yang di hasilkan berasal dari bayangan hutan, tanaman dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna tersebut berasal dari kalung putri yang tersebar di dalam telaga. Dan sekarang telaga 7 warna dijadikan salah satu tempat wisata yang terkenal di Jawa Barat.



***



3 komentar:

Hanif Sulthoni mengatakan...

Izin Kopas

Anonim mengatakan...

asmdbwKASJA

Mutmainna mengatakan...

Nggak dijadiin naskah teater aja?
Lagi butuh nih.......

Posting Komentar